Minggu, 21 Nov 2010 23:23:14 WIB | Oleh : Sumarwoto
Keindahan dan kesejukan alam Desa Serang, Kecamatan Karangreja, merupakan salah satu aset wisata andalan Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Kerukunan warga yang terpancarkan melalui kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan setiap Minggu pagi semakin menambah keasrian desa yang berada di lereng Gunung Slamet sebelah timur ini.
Hal itulah yang mendorong Bupati Purbalingga, Triyono Budi Sasongko menjelang akhir masa jabatannya mencanangkan Desa Serang sebagai salah satu desa wisata andalan Kabupaten Purbalingga.
Cita-cita menjadikan Desa Serang yang berada pada ketinggian 1.100-1.600 meter di atas permukaan laut ini sebagai desa wisata bukanlah sekadar mimpi.
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, berupaya mewujudkannya dengan menawarkan pesona wisata Desa Serang.
"Wisata Desa Serang cukup lengkap. Di sini banyak keindahan alam yang khas dengan tanaman buah stroberi dan sayuran serta kesenian lokal berupa Gumbeng Bambu Alas," kata Kepala Disbuparpora Purbalingga, Suyitno.
Dengan demikian, kata dia, Desa Serang cukup layak untuk dikembangkan sebagai sebuah desa wisata karena memiliki kesejukan alam yang diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Selain agrowisata stroberi, lanjutnya, di Desa Serang akan dilengkapi dengan fasilitas wisata pendidikan.
"Anak didik kita diajak berwisata ke Desa Serang. Di samping untuk menikmati kesejukan alam, mereka juga diajarkan mengenai cara menanam maupun memetik sayuran," katanya.
Menurut dia, di Desa Serang terdapat sekitar 50 hektare lahan yang ditanami stroberi dan siap untuk dikembangkan sebagai kawasan agrowisata.
Kendati demikian, dia mengakui adanya kendala dalam pengembangan agrowisata stroberi.
"Kalau sedang musim panen, seluruhnya panen sehingga kadang ada buah dan kadang pula tidak ada buahnya. Itulah yang menjadi kendala bagi kami," katanya.
Terkait hal itu, dia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat agar masa tanam buah stroberi dapat diatur sedemikian rupa sehingga wisatawan tidak akan kecewa karena buahnya selalu tersedia.
Selain itu, kata dia, pihaknya berupaya agar agrowisata sayuran dapat turut dikembangkan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan tidak adanya tanaman stroberi yang berbuah.
Dalam hal ini, lanjutnya, wisatawan dapat diajak untuk memetik sayuran jika ternyata tidak ada tanaman stroberi yang berbuah.
"Meski demikian, kami akui faktor cuaca cukup memengaruhi kondisi tanaman," katanya.
Sementara itu Kepala Desa Serang, Sugito mengatakan, stroberi merupakan tanaman buah yang menjadi primadona di Kabupaten Purbalingga, khususnya Desa Serang.
Selain dikembangkan sebagai agrowisata, menurut dia, buah stroberi dari Desa Serang hingga saat ini telah banyak dipasarkan di sejumlah objek wisata, antara lain di Purbalingga, Banyumas, Pemalang, Pekalongan, Banjarnegara, dan Yogyakarta.
Terkait upaya pengembangan desa wisata di Serang, dia mengatakan, saat ini perkembangan "homestay" (rumah inap, red.) sudah sangat pesat.
"Di sini sudah ada 40 'homestay' yang layak bagi wisatawan yang ingin menikmati kesejukan alam Desa Serang," katanya.
Menurut dia, wisatawan juga dapat memetik buah stroberi dan sayuran di desa yang mendapat julukan "planet stroberi" ini.
Ia berharap, tanaman stroberi dapat terus dikembangkan di Desa Serang karena selain untuk mendukung agrowisata, tanaman buah ini telah meningkatkan penghasilan warga setempat.
"Kalau ditotal dalam setahun, perputaran uang yang dihasilkan dari tanaman stroberi mencapai Rp42 miliar," katanya.
Ia mengatakan, hal itu diketahui dari produksi stroberi saat musim panen mencapai lima ton per hari dengan harga Rp15 ribu per kilogram.
Sementara mengenai pengembangan desa wisata di Serang, dia mengatakan, hal itu dikembangkan dengan berbasis kemasyarakatan sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan.
"Oleh karena itu, kami berharap wisatawan yang datang ke sini dapat menginap di rumah-rumah warga sehingga masyarakat pun bisa turut menikmati penghasilan dari 'homestay' yang mereka kelola. Kami juga berharap Desa Wisata Serang dapat terus dipromosikan sehingga wisatawan yang datang akan semakin banyak," katanya.
Paket wisata yang dikemas untuk mengembangkan Desa Wisata Serang berupa "Seranggola Agro dan Ekowisata". Seranggola merupakan kependekan dari Serang-Goa Lawa.
Dalam hal ini, ada 11 paket wisata yang disiapkan antara lain petik stroberi, "tracking tour" aku cinta lingkungan, aku petani hebat, "outbond fun game", kita bersahabat, dan kelelawar keluar sarang.
Selain itu, terdapat juga paket kuliner jamur tiram dan wisata olah raga. Untuk paket ini, wisatawan diajak "tracking" menyusuri kebun sayur dan stroberi menuju air terjun Curug Lawang sambil memanjakan pengunjung untuk berwisata pada kondisi alam yang masih asli.
Bagi wisawatan yang ingin bermalam di Desa Serang, dapat menginap di "homestay" dengan tarif yang cukup murah, yakni sebesar Rp50 ribu per orang.
Di tempat ini, wisatawan akan disuguhi berbagai makanan khas Desa Serang dengan keramahan pemilik rumah yang dijadikan "homestay". (http://www.antarajateng.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar