Sabtu, 19 Jun 2010 15:53:32 WIB | Oleh : Sumarwoto/
"Libur telah tiba, libur telah tiba, hore, hore, hore. Simpanlah tas dan bukumu, lupakan keluh kesahmu. Libur telah tiba, libur telah tiba, hatiku gembira!"
Kutipan lagu berjudul "Libur Telah Tiba" yang dinyanyikan oleh Shafa Tasya Kamila atau Tasya ini merupakan gambaran kegembiraan anak-anak untuk menyambut datangnya liburan sekolah.
Berbagai perencanaan pun telah disiapkan oleh anak-anak sebagai kegiatan untuk mengisi liburan sekolah yang akan dimulai 21 Juni 2010.
Tak jarang mereka berencana mengisi liburan tersebut dengan berwisata atau mengunjungi saudaranya.
Akan tetapi, ada juga anak-anak yang merencanakan mengisi liburan mereka dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah maupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan.
Seperti halnya yang dilakukan kebanyakan anak-anak, seorang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Purwokerto, Muis Arrazak (15) juga telah merencanakan kegiatan untuk mengisi liburan sekolahnya.
Ia yang baru naik kelas XI ini, berencana untuk mengikuti kegiatan "Pesantren Liburan" yang digelar Rumah Soleh Purwokerto.
"Saya ingin lebih mendalami ajaran agama Islam dengan mengikuti kegiatan tersebut," katanya di Purwokerto, Sabtu.
Ia mengaku mengetahui adanya kegiatan "Pesantren Liburan" ini dari guru mengajinya, Ustad Arif.
Menurut dia, sang ustad menceritakan dalam kegiatan tersebut akan diajarkan juga kiat-kiat untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.
"Saya sangat tertarik untuk mengikutinya. Saya merasa kebutuhan akhirat saya masih sangat kurang sehingga ingin lebih mendalami ajaran agama Islam," katanya.
Ia mengaku pernah berencana mengikuti kegiatan serupa di sebuah pondok pesantren di Banyumas pada liburan sekolah tahun 2009.
Namun hingga waktu pelaksanaan kegiatan tiba, ternyata kegiatan tersebut batal dilaksanakan karena jumlah pesertanya tidak memenuhi kuota.
Ia mengharapkan, keinginannya untuk lebih mendalami ajaran agama Islam melalui kegiatan "Pesantren Liburan" dapat terlaksana pada liburan sekolah kali ini.
Kendati belum membicarakan rencana tersebut dengan kedua orang tuanya, dia optimistis akan diizinkan mengikuti kegiatan "Pesantren Liburan" ini.
"Saya optimistis, orang tua akan mengizinkan saya mengikuti kegiatan ini karena saat liburan tahun lalu, mereka sangat mendukung," katanya.
Siswa SMA Negeri 1 Purwokerto lainnya, Abdusyakur (16) juga menyatakan keinginannya untuk mengikuti kegiatan "Pesantren Liburan" yang diselenggarakan oleh Rumah Soleh Purwokerto.
Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan kegiatan positif untuk mengisi liburan sekolah.
"Daripada liburan diisi dengan kegiatan yang tidak jelas, lebih baik mengikuti 'Pesantren Liburan' untuk memperdalam ajaran Islam dalam diri saya," katanya.
Ia mengatakan, keikutsertaannya dalam "Pesantren Liburan" ini baru sekadar rencana karena belum dibicarakan dengan kedua orang tuanya.
"Saya memang belum meminta izin kepada orang tua. Namun saya harus meminta izin dulu karena ridho Allah tergantung dari keridhoan orang tua," katanya.
Terkait "Pesantren Liburan" ini, Koordinator Humas Rumah Soleh Purwokerto Saefullah mengatakan, pihaknya baru pertama kali menggelar kegiatan ini di Purwokerto.
Menurut dia, Rumah Soleh mengawali kegiatan tersebut di Banjarnegara, Jawa Tengah, sejak tiga tahun lalu dan telah mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat.
Dalam hal ini, kata dia, para peserta yang pernah mengikuti kegiatan tersebut menceritakannya kepada rekan dan saudara mereka sehingga akhirnya kegiatannya tidak sebatas pada "Pesantren Liburan" tetapi juga pemberdayaan anak jalanan.
"Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan kami terhadap bangsa ini yang merupakan negara muslim terbesar tetapi sumber daya manusia khususnya pemuda-pemuda Islam-nya masih sedikit yang memahami Islam," katanya.
Menurut dia, banyak sekolah-sekolah Islam yang tidak menghasilkan lulusan yang memiliki kekokohan keimanan, yakni Islam hanya dijadikan pengetahuan sama seperti pelajaran-pelajaran lain sehingga tidak tertanam pada pribadi-pribadi mereka sebagai seorang muslim.
Selain itu, kata dia, kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan nasional "Gerakan Mentoring Indonesia" yang telah dilaksanakan di hampir semua perguruan tinggi besar dan selanjutnya akan dilakukan di SMA-SMA.
"Makanya di liburan sekolah ini, kami menyelenggarakan Pesantren Liburan selama empat hari untuk melatih kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) dengan biaya murah yang dikemas sesuai jiwa generasi muda, antara lain melalui kegiatan 'outbound'," katanya.
Dalam kegiatan tersebut, kata dia, akan diisi materi tentang keislaman, antara lain peningkatan keyakinan dan percaya kepada Allah serta meningkatkan kebersamaan atau kerja sama tim.
"Kami juga akan mengenalkan tentang bagaimana kehidupan Nabi Muhammad, termasuk bagaimana cara makan yang dilakukan Rasulullah," jelasnya.
Meskipun Pesantren Liburan ini hanya diselenggarakan selama empat hari, lanjutnya, hal itu tidak menjadi persoalan karena akan dilanjutkan dengan "mentoring" atau pembinaan di sekolah masing-masing seminggu sekali melalui kegiatan dakwah.
Menurut dia, kegiatan Pesantren Liburan gelombang pertama yang akan dimulai pada tanggal 24 Juni 2010, diikuti sejumlah siswa dari SMA Negeri 1 Purwokerto dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Purwokerto.
"Kami akan meminjam gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Purwokerto dan SMP Putra Harapan Purwokerto sebagai lokasi kegiatan," katanya.
Mengenai infak (biaya, red.) untuk kegiatan tersebut, dia mengatakan, setiap peserta hanya dipungut Rp30 ribu untuk kegiatan selama empat hari.
"Infak tersebut di luar biaya makan. Untuk biaya makan nantinya akan dikoordinasikan oleh para peserta saat kegiatan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Purwadi Santoso menyambut baik adanya kegiatan yang bersifat edukatif untuk mengisi liburan sekolah.
"Itu tidak masalah, malahan bagus untuk mengisi liburan sekolah dengan kegiatan positif," ujarnya.
Tentang kemungkinan adanya sekolah yang menggelar kegiatan edukatif untuk mengisi liburan, dia mengatakan, hingga saat ini belum terpantau.
Menurut dia, kegiatan tersebut tak bersifat resmi dan biasanya dilakukan oleh para siswa.
Kendati demikian, dia mengatakan, Dinas Pendidikan mendorong kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif dapat diselenggarakan untuk mengisi liburan sekolah. (http://www.antarajateng.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar